Mahkota Pengantin Tradisional, Berat atau Ringan Digunakan?
Jakarta – Sebagai bagian dari upaya memahami dan mengapresiasi keindahan tradisi pernikahan di Indonesia, TikTok akun Yes I Do Official membuat daftar berat berbagai jenis mahkota pengantin tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.
Dari Siangko Betawi yang berbobot 1-1,5 kg hingga Sunting Minang yang mencapai 3,5-6 kg, masing-masing mahkota ini menggambarkan kekayaan budaya dan keindahan rancangan lokal yang unik.
Menurut Endang, seorang MUA Wedding, berat mahkota tersebut sebagian besar bergantung pada tingkat keaslian dan kerumitan desainnya.
“Minang lebih berat karena memiliki 13 tingkatan pada awalnya, dan kini sering dimodifikasi dengan 9 sampai 11 tingkatan, termasuk pemasangan sunting dan kote-kote,”
Bahan yang digunakan untuk mahkota ini sangat beragam, mulai dari logam, emas, tembaga, hingga perak.
Meskipun demikian, beberapa modifikasi juga terbuat dari alumunium yang disepuh, menunjukkan adaptasi terhadap teknologi dan material modern dalam tradisi yang kaya akan nilai simbolis.
Seorang pengantin, Nabilla Ramadhian, menceritakan pengalaman dan tantangannya saat mengenakan mahkota pengantin.
“Pengalaman pakai cunduk mentul dan paes agak struggle sih karena prosesnya lama,”
Nabilla menghabiskan waktu hampir dua jam untuk proses makeup dan pemakaian mahkota, dimulai dari jam 6 pagi untuk persiapan akad nikah jam 10 pagi.
Penggunaan mahkota ini tidak hanya membutuhkan kesabaran ekstra tetapi juga menyebabkan pegal dan sakit kepala karena proses yang rumit dan panjang.
Meskipun demikian, pengalaman ini meninggalkan kesan mendalam bagi Nabilla.
“Semuanya, mulai dari makeup, pemakaian cunduk mentul, hingga pakaian, selesai jam 10 tengah hari,”
Meski ada sedikit kesalahan komunikasi yang membuatnya tidak mengenakan paes pada akadnya, Nabilla akhirnya memasangnya menjelang resepsi dengan penuh semangat.
Mahkota pengantin tradisional tidak hanya menjadi bagian penting dari upacara pernikahan tetapi juga sebuah simbol kehormatan dan keindahan warisan budaya yang perlu dijaga dan diapresiasi oleh generasi masa kini dan mendatang.
Comments (0)